Kingdom Animalia (hewan) dibagi menjadi beberapa filum, dan masing-masing filum dibagi menjadi beberapa kelas. Insekta (Serangga) mewakili salah satu dari beberapa kelas dalam filum Arthropoda, kelas mereka disebut sebagai Insecta atau Hexapoda (berkaki enam) (Tabel 1).
Kelas serangga selanjutnya dibagi menjadi beberapa ordo, familli, genus dan spesies (Tabel 2). Nama genus, spesies serta penemu yang pertama kali mendeskripsikan suatu serangga akan dijadikan nama ilmiah serangga tersebut, sebagai contoh nama seekor ngengat adalah Cydia pomenella (Linn.), yang pertama kali dideskripsikan oleh Linnaeus. Namun, seringkali hanya nama genus dan spesies saja yang ditulis, seperti Cydia pomenella.
Diperkirakan 1 juta spesies serangga telah dideskripsikan, lebih dari 90.000 diantaranya berada di amerika utara. Dipercaya bahwa ada sekitar 10 juta spesies yang ada di seluruh Dunia. Sebagian besar diantaranya didominasi oleh ordo dari kumbang, lalat, ngengat/kupu-kupu, dan tawon / semut / lebah.
Kurang dari 1 persen dari seluruh spesies serangga merupakan hama serius yang berdampak pada manusia, hewan peliharaan, tanaman, bangunan dan serat. Walaupun begitu, jumlah yang sedikit ini dapat menyebabkan permasalahan serius seperti rusaknya tanaman, bangunan, dan menjadi pembawa penyebab penyakit (Patogen), diantaranya pada tumbuhan, manusia, maupun hewan.
Untungnya, sebagian besar serangga adalah bersifat menguntungkan atau tidak berbahaya. Beberapa predator, seperti Lady beetles merupakan pemakan aphid yang merupakan hama, beberapa serangga juga diketahui memakan rumput-rumputan, dan terdapat peran yang lainya yaitu menjadi parasit bagi serangga lain yang sebagian besar diantaranya adalah hama, dengan cara meletakkan telurnya pada dalam tubuh ataupun diluar tubuh atau kaki dari serangga inang.
Sedangkan yang lain, seperti lebah madu, memproduksi madu dan menyerbuki buah, sayur-sayuran, dan bunga. Melon dan beberapa tanaman lain membutuhkan serangga untuk membawa serbuk sari nya untuk dapat memproduksi buah. Beberapa tanaman hias seperti krisan dan anggrek penyerbukannya juga dibantu oleh serangga.
Beberapa serangga bertanggungjawab terhadap penguraian material tumbuhan dan hewan, memelihara tanah dan meningkatkan kesuburan tanah dengan membuat lubang galian hingga ke permukaan tanah. Sebagai contoh adalah semut kayu, yang jika merusak kayu rumah maka akan dianggap sebagai hama, meskipun apabila semut kayu merusak pohon di hutan, itu adalah mekanisme pemberbaharuan alami yang jelas tidak berbahaya bagi manusia. Beberapa serangga melakukan hal penting yaitu sebagai pengangkut sampah yang melahap bangkai hewan dan tumbuhan yang mati, dan mengubur bangkai serta kotorannya.
Ukuran serangga sangat bervariasi diseluruh Dunia, seperti serangga yang sangat kecil sejenis kumbang dan lebah yang memiliki panjang kurang dari 1 milimeter, kumbang tanduk panjang yang memiliki panjang hingga 6 inci, serta tropical stick insects yang dapat memiliki panjang hingga 12 hingga 18 inci.
Serangga juga memiliki bentuk yang bervariasi, beberapa terlihat memiliki bentuk tanduk dan duri yang aneh, sedangkan yang lainnya ada yang menyerupai daun yang mati. Disatu sisi beberapa serangga sangat menarik, contohnya kupu-kupu yang tampak indah, namun kata indah atau menarik hampir tidak bisa dikatakan untuk mendeskripsikan seekor kecoak.
Serangga memang menarik untuk dipelajari, namun mereka memiliki klasifikasi yang rumit. Inilah mengapa penting untuk mempelajari perbedaan utama antar serangga, sehingga dapat dibedakan dengan kelompok serangga yang lain. Pengetahuan tentang klasifikasi serangga, prosedur identifikasi, dan siklus hidup penting untuk menerapkan prosedur pengendalian yang tepat dan dalam rangka program manajemen kualitas pestisida.
Identifikasi serangga secara tepat adalah sangat penting. Jika seekor serangga yang bermanfaat dan tidak merusak secara tidak tepat diidentifikasi sebagai hama, maka akan berakibat tidak bergunanya dan tidak diperlukannya aplikasi pestisida, bahkan biasanya akan mengganggu musuh alami yang ada. Bentuk kerugian ini pada waktunya menyebabkan pengeluaran biaya yang lebih, meskipun dampak masalah ini dapat menjadi lebih serius, seperti kerusakan tanaman atau kerusakan lingkungan.
Janganlah membuat rekomendasi jenis atau pengendalian suatu hama berupa deskripsi verbal saja. Melihat secara langsung sangat dibutuhkan dalam hal ini, atau minimal mengamati serangannya, sebelum anda secara sukarela memberikan informasi pengendalian maupun jenisnya. Jika anda ragu-ragu terkait identifikasi serangga, jangan sampai menebak. Kesalahan identifikasi menyebabkan tidak efektifnya pengendalian, dan tidak bergunanya biaya yang dikeluarkan dan justru menyebabkan permasalahan lingkungan. Beberapa universitas dan peneliti individu menyediakan layanan identifikasi serangga dengan tanpa biaya untuk para tukang kebun atau yang membutuhkan. Disitu juga banyak publikasi yang telah disebarkan (lihat bagian “Untuk informasi lebih lanjut” pada informasi penyedia layanan) untuk membantu anda dalam mengidentifikasi hama dan permasalahan hama.
Anatomi serangga
Serangga adalah hewan, tapi tidak seperti kebanyakan hewan, mereka tidak memiliki tulang punggung. Mereka memiliki ciri khas yaitu sistem pendukung bagian luar yang disebut Eksoskeleton dan bagian dalam yang disebut endoskeleton. Eksoskeleton yang keras adalah sebagai kutikula (kulit luar). Kutikula terdiri dari sebuah lapisan lilin yang menentukan permeabilitas untuk air (dan untuk pestisida) dan untuk mencegah penguapan.
Masing-masing bagian kutikula terbentuk dari semacam plat yang dikeraskan yang disebut sklerit, yang terbagi oleh infolds (jahitan), yang mana memberikan fleksibilitas. Kutikula pada larva (ulat) biasanya tidak sekeras pada saat serangga dewasa (imago). Dibawah ini adalah karakteristik yang dapat digunakan untuk membedakan antara serangga dan hewan lain.
Tubuh terbagi menjadi tiga
Tubuh seekor serangga dewasa terbagi menjadi 3 bagian, kepala, thorax dan abdomen (Gambar 1). Meskipun bagian antara thorax dan abdomen tidak selalu jelas. Thorax tersusun dari 3 bagian yaitu prothorax, mesothorax dan metathorax. Masing-masing bagian memiliki kaki-kaki. Sayap terletak pada mesothorax dan atau metathorax, tidak pernah berada pada prothorax. Abdomen biasanya memiliki 11 atau 12 bagian (meskipun beberapa serangga memiliki kurang dari itu), tapi dalam beberapa kasus, mereka sulit untuk dibedakan. Beberapa serangga memiliki bagian tambahan (cerci) pada bagian ujung abdomen. Cerci tersebut dapat pendek seperti pada belalang, rayap dan kecoak. Namun ada yang memiliki cerci sangat panjang seperti maylies atau cerci yang membengkok seperti pada earwigs.
Sayap
Serangga adalah invertebrata yang dapat terbang. Kebanyakan serangga dewasa memiliki satu atau 2 pasang sayap, meskipun beberapa tidak memiliki sayap. Sayap berfungsi untuk variasi terbang diantara para serangga. Permukaan sayap dapat tertutup oleh rambut halus atau sisik, atau tidak terdapat keduanya.
Bagian tipis pada sayap depan pada kumbang berfungsi untuk melindungi penutupan sayap belakang ketika kumbang tidak terbang. Membran pada sayap belakanglah yang merupakan mekanisme penerbangan sebenarnya .
Venasi (susunan vena pada sayap) berbeda untuk masing-masing kelompok serangga, hal inilah mengapa perlu adanya identifikasi (Gambar 2). Seringkali bentuk venasi sayap adalah umum untuk semua anggota sebuah family atau genus. Hal itu adalah dapat untuk menunjukkan tipe venasi secara deskriptif.
Nama dari sebagian besar ordo serangga diakhiri oleh “ptera”, yang mana berasal dari bahasa yunani yang berarti sayap. Kemudian, masing-masing nama menunjukkan beberapa keistimewaan sayap. Hemiptera berarti sayap setengah, Hymenoptera berarti sayap bermembran, Diptera berarti dua sayap, dan seterusnya.
Karakter penting yang lain dari serangga adalah adanya tiga bagian ruas tungkai pada thorax. Kaki ini hampir selalu terdapat pada imago atau serangga dewasa dan pada umumnya tersedia pada seluruh fase perkembangan. Serangga sering menggunakan tungkainya untuk menggali, memegang, meraba, berenang, membawa sesuatu, membangun sarang dan membersihkan dirinya. Dikarenakan kaki serangga bermacam-macam dalam ukuran dan bentuk, hal ini secara umum digunakan dalam klasifikasi, khususnya bagian ekstrim dari tungkai (seperti tarsi). Gambar 3 mengilustrasikan beberapa contoh dari tungkai kaki. Prolegs (tonjolan tubuh yang berdaging atau tungkai palsu) yang hanya terdapat pada fase larva. Mereka menggunakannya untuk melekat pada tumbuhan.
Antena
Salah satu fitur utama dari kepala serangga adalah antenna (Gambar 4). Semua serangga dewasa (kecuali serangga tertentu) memiliki satu pasang. Antena biasanya berada diantara atau didepan mata. Antena tersegmentasi dengan berbagai variasi dalam bentuk dan kerumitannya, dan seringkali dianggap seperti sebuah tanduk atau alat peraba, yang mana ini adalah anggapan yang salah. Antena pada umumnya berfungsi sebagai indera pembau, namun juga dapat berfungsi lain pada beberapa serangga.
Mulut
Bagian yang paling luar biasa dari serangga dan paling rumit adalah mulut (Gambar 5). Bagian mulut sangat bervariasi dalam bentuk dan fungsi, tapi pada umumnya dapat dibagi menjadi dua tipe, yaitu mengunyah dan menghisap. Meskipun dua tipe ini terlihat berbeda, beberapa bagian dasar pada umumnya ditemukan pada keduanya. Terdapat pula bagian lanjutan dari bagian mulut ini, yaitu menusuk-menghisap (ditemukan pada thrips) dan mengunyah-menjilat (ditemukan pada lebah madu, tawon dan lebah).
Tipe mulut mengunyah adalah lebih primitif dan pada umumnya lebih kuat daripada tipe menghisap. Tipe menusuk sangat bervariasi, sebagai contoh bagian mulut tajam-menusuk adalah tipe dari Hemiptera (Kumbang), Homoptera (aphids dan kutu), caplak penghisap darah, kutu, nyamuk dan lalat penghisap. Tipe penghisap, dapat dilihat pada kupu-kupu dan ngengat, mereka tidak memiliki mandibula, dan labial serta maxilla palpi telah tereduksi. Lalat rumah memiliki mulut yang menyerupai spon.
Beberapa serangga memiliki perbedaan bagian mulut pada larva dan imago-nya. Larva pada umumnya memiliki tipe mulut mengunyah, tidak peduli tipe mulut yang akan dimiliki ketika dewasa. Nimfa memiliki bagian mulut yang mirip imago. Untuk beberapa serangga dewasa, bagian mulut ini berupa sisa (tidak lagi digunakan).
Perkembangan Serangga
Salah satu hal pembeda dari serangga adalah fenomena yang disebut sebagai metamorfosis. Istilah ini adalah kombinasi dari dua kata dalam bahasa yunani, yaitu meta yang berarti berubah dan morphe yang berarti bentuk. Ini pada umumnya didefinisikan sebagai ciri-ciri atau perubahan besar dalam bentuk atau struktur serta berkenaan dengan semua tahapan perkembangan.Hanya serangga yang sangat primitif yang tidak mengalami metamorfosis. Kelompok ini termasuk springtails, firebrats, dan gegat. Mereka hanya mengalami perubahan dari telur ke dewasa dalam hal peningkatan ukuran. Pada sistem klasifikasi modern, grup ini tidak dimasukkan sebagai serangga. Serangga yang mengalami metamorfosis sederhana (juga disebut perubahan berangsur atau tidak sempurna) (Gambar 6) mengalami perubahan yang sangat kecil dalam perkembangannya. Mereka hanya memiliki tiga tahapan, yaitu telur, nimfa, dan imago. Nimfa mengembangkan ujung sayap pada awal hidupnya, tapi fungsi sayap ini tidak terlihat sampai fase dewasa. Nimfa biasanya terlihat sangat mirip dengan imago dan memilki kemiripan dalam kebiasaan memakan. Kecoak, earwigs, rayap, kutu, kumbang dan aphid adalah contoh dalam grup ini.
Perkembangan yang signifikan pada serangga disebut sebagai metamorfosis sempurna (Gambar 7). Grup ini mencangkup sebagian besar serangga (seperti kumbang, lalat, ngengat, tawon dan semut). Serangga-serangga ini berkembang melalui fase telur, larva, pupa dan dewasa. Jika ditinjau serangga sebagai hama, fase larva biasanya sangat merusak, meskipun fase dewasa juga dapat menyebabkan kerusakan. Fase pupa adalah fase yang tidak memakan sesuatu, dibanyak kasus juga disebut fase tidak aktif.
Pada hewan tingkat tinggi, banyak perkembangan terpenting terletak saat sebelum kelahiran (fase embrio), tapi pada serangga hal ini terjadi setelah kelahiran. Periode larva adalah salah satu fase pertumbuhan utama, yaitu ketika serangga memakan dan menyimpan makanan untuk fase pupa dan dewasa. Beberapa serangga makan dengan sangat sedikit, terutama selama serangga hidup dewasa.
Serangga muda (larva atau nimfa) mengganti kutikula kerasnya (molts) pada fase pertumbuhan yang sangat beragam karena itu perkembangan kutikula lebih dari sekali. Serangga tidak tumbuh secara berangsur-angsur seperti hewan-hewan yang lain. Mereka tumbuh dalam fase-fase. Ketika kulit yang tua sudah sangat rapat, kulit akan mengalami sobekan dan serangga merayap keluar, kemudian melindunginya dengan kulit yang baru, yaitu pelindung yang lebih besar yang telah tumbuh dibawah kulit tua yang sebelumnya. Fase antara molt (pergantian kulit) dinamakan sebagai instar. Mengikuti masing-masing fase pergantian kulit, serangga meningkatkan kemampuan makannya. Kerusakan tanaman dan ukuran dari kotoran hasil memakan serangga keduanya meningkat. Nomor instar atau frekuensi pergantian kulit sangatlah bervariasi, tergantung jenis spesies dan beberapa hal seperti pada ketersediaan makanan, temperature, dan kelembaban.
Fase pupa adalah salah satu perubahan yang sangat besar, yaitu suatu perubahan bentuk dari larva menuju dewasa. Beberapa jaringan dan struktur, seperti prolegs, secara sempurna hilang, dan tungkai asli, antenna, sayap dan struktur serangga dewasa lainnya terbentuk. Hibernasi terjadi selama musim dingin. Ini dapat terjadi dalam fase belum dewasa atau fase dewasa, tergantung jenis spesies. Ini adalah cara serangga menyesuaikan terhadap suhu rendah dan berkurangnya persediaan makanan. Beberapa serangga mulai menyiapkan untuk musim dingin sebelum berakhirnya musim panas. Perilaku ini dipicu oleh perubahan dalam jumlah siang hari (Photoperiod). Serangga dewasa tidak mengalami pertumbuhan lagi. Periode dewasa adalah terutama untuk bereproduksi, dan terkadang hanya dalam durasi yang singkat. Serangga dewasa lebih jarang makan, dan hal ini berbeda seutuhnya daripada fase larva, dan bahkan beberapa serangga dewasa juga tidak memakan apapun.
Klasifikasi
Anatomi sebuah serangga dibagi dalam grup serangga yang spesifik yang disebut ordo. Masing-masing ordo dibagi dalam family-famili, dan masing-masing famili dibagi menjadi genus dan terakhir adalah spesies. Spesifikasi seekor serangga biasanya dideskripsikan dengan nama genus dan spesies, sebagai contoh Musca domestica yang merupakan lalat rumah yang banyak diketahui. Untuk mengkategorikan serangga, para ahli mengamati perbedaan dalam tubuh melalui sebuah mikroskop.Para tukang kebun pada umumnya mengklasifikasikan serangga dengan nama umum. Sayangnya, tidak semua serangga memiliki nama umum, dan nama umum seringkali tidak diakui berbeda secara signifikan. Sebagai contoh, ladybug beetles (sejenis kumbang kecil) tidak dapat menjadi nama umum yang cukup membedakannya dengan yang lainnya. Juga, beberapa serangga memiliki beberapa nama umum, tergantung dari lokasi atau kecenderungan seseorang.
Identifikasi
Kebanyakan tukang kebun rumahan dapat menggunakan handbook identifikasi serangga untuk mengklasifikasikan seekor serangga dengan menggunakan nama uum dari ordinya, mengidentifikasi sebagai seekor kumbang, tawon atau kupu-kupu. DIketahui bahwa ordo serangga memberikan anda informasi yang bernilai tentang beberapa serangga dalam ordo yang sama. Informasi ini mencangkup :- Tipe mulut (Informasi tentang bagaimana serangga makan dan memberikan petunjuk untuk pengendaliannya)
- Siklus hidup (Menandakan waktu terbaik untuk pengendalian)
- Tipe habitat (tempat hidup), termasuk inang (dimana dapat menemukannya)
Identifikasi pada umunya sangat sulit, namun masih dapat dibantu dengan memperbesar penampakannya menggunakan alat seperti mikroskop. Berikut ini adalah strategi identifikasi yang sangat bermanfaat untuk tukang kebun:
- Pengalaman : Pada waktu tertentu turut menghadiri klinik tanaman dan mendapatkan pelatihan yang lebih baik sehingga dapat mempraktekkannya dalam identifikasi serangga. Bekerja dengan tukang kebun yang lebih berpengalaman juga dapat membantu anda mengembangkan pengetahuan yang bermanfaat dalam memecahkan permasalahan tanaman ketika penyakit tanaman dan factor lain dapat membutuhkan analisi yang lebih sulit.
- Pendekatan spesimen : Gunakan kata kunci, fotografi, gambar atau deskripsi, bersamaan dengan data spesimen yang didapat.
- Pendekatan gejala : Padukan data sengan dengan karakteristik fisik serangga (Gambar 8). Sebagai contoh, dikarenakan perbedaan tipe mulut, seekor kumbang dan menyebabkan kerusakan karena aktifitas mengunyah, tapi seekor aphid tidak dapat.
- Pendekatan inang : Cek referensi yang menyajikan daftar inang dan potensi serangan serangga. Seperti layaknya manusia, beberapa serangga memiliki kecenderungan untuk makanan mereka.
- Pendekatan lokasi inang : Gunakan metode ini untuk memisahkan serangga-serangga khusus. Sebagai contoh, spesies belalang sembah besar tidak diharapkan ditemukan di Alaska kecuali jika dilepaskan dengan sengaja. Hal ini juga pada beberapa serangga yang cenderung hidup pada kondisi kering atau lembab.
Serangga yang Umum ditemui
Berikut adalah ordo-ordo serangga yang termasuk dalam serangga yang paling umum ditemukan di kebun, rumah dan hutan. Beberapa ordo ini mencangkup serangga yang menguntungkan dan serangga hama.Coleoptera (Kumbang, kumbang penggerek)
Serangga-serangga ini mengalami metamorphosis tidak sempurna. Larva memiliki sebuah kapsul kepala, dan sebagian besar memiliki tiga bagian dari tungkai pada thorax, tapi tidak ada tungkai di abdomen. Larva kumbang penggerek, meskipun, tidak memiliki tungkai pada thorax, namun pada saat dewasa memilikinya, serta juga memiliki eksoskeleton, tipe mulut mengunyah dan biasanya tampak memiliki antenna. Mereka memiliki dua bagian sayap, bagian sayap luar keras, dan bagian dalam berbentuk membrane. Hanya sedikit kumbang yang tidak bersayap, dan beberapa hanya memiliki bagian sayap luar yang keras. Beberapa spesies bersifat menguntungkan karena bertindak sebagai penyerbuk atau sebagai predator dari spesies serangga yang berbahaya, dan yang lainnya bertindak sebagai hama pada daun tanaman dan akar. Lihatlah Gambar 9 sebagai contoh.Diptera (Lalat, Nyamuk, Gnats, Midges)
Spesies dalam ordo ini mengalami metamorphosis sempurna. Larva dapat memiliki tipe mulut pengait atau tipe mulut mengunyah. Sebagian besar tidak memiliki kaki. Bentuk lanjutan dari larva (Lalat rumah) tidak memiliki kapsul kepala, tipe mulut pengait, dan disebut sebagai belatung. Bentuk yang lebih rendah dari larva, seperti larva nyamuk memiliki kapsul kepala. Imago hanya memiliki sepasang sayap dan tubuhnya cukup lembut serta tidak berbulu. Mereka memiliki tipe mulut spon (Lalat rumah) atau menusuk (Nyamuk). Ordo ini mempertunjukkan beberapa cara hidup. Lalat rumah akan menyusahkan ketika fase dewasa, tapi larvanya adalah organisme pengurai utama. Nyamuk dan beberapa yang lainnya adalah vector penyakit pada manusia dan hewan. Meskipun juga sebagai sumber makanan penting bagi ikan dan populasi di alam bebas, Beberapa anggota yang lain dari ordo ini adalah parasit atau pradator dari serangga, yang mana membuatnya menjadi serangga yang sangat menguntungkan. Lihatlah Gambar 10 sebagai contoh.Hemiptera (Kumbang busuk, Kumbang pada tanaman, bunga dan pantai)
Metamorphosis terjadi secara sederhana dalam ordo ini. Nimfa biasanya menyerupai imago. Imago memiliki tipe mulut menusuk menghisap dan dua pasang sayap. Sayap depan berbentuk membrane dan tipis pada setengah bagian dasarnya dan sayap lainnya seluruhnya berbentuk membrane. Imago dan nimfa, keduanya dapat menjadi hama yang merusak. Beberapa spesies meskipun adalah predator yang berbahaya bagi serangga hama dan termask sebagai serangga yang menguntungkan. Perhatikan gambar 11 sebagai contoh dari ordo ini.Homoptera ( scale insect, kutu, lalat putih, aphids, psyllids, wereng)
Serangga-serangga ini mengalami metamorphosis sederhana. Nimfa biasanya mirip dengan imago. Imago pada umumnya berukuran kecil dan bertubuh lembut. Mereka dapat memiliki sayap dan juga tidak bersayap ketika dewasa pada spesies yang sama. Imago memiliki tipe mulut menghisap dan sebagian besar anggota famili ini adalah pemakan getah tumbuhan. Beberapa anggota dalam ordo ini juga membawa pathogen tumbuhan. Perhatikan gambar 12 sebagai contoh dari ordo ini.Hymenoptera (leba, semut, tawon, sawflies, ekor tanduk)
Serangga-serangga ini mengalami metamorphosis sempurna. Larva tidak memiliki tungkai pada thorax ataupun prolegs pada abdomen (seperti sawflies) . Imago memiliki dua pasang sayap bermembran. Imago memiliki tubuh cukup lembut atau tubuh keras yang ringan dan pada umumnya memiliki tipe mulut mengunyah. Beberapa spesies bermanfaat bagi manusia karena memangsa atau memarasit serangga berbahaya, sedangkan yang lain juga sebagai penyerbuk yang sangat dibutuhkan. Perhatikan gambar 13 sebagai contoh dari ordo ini.Lepidoptera (Kupu-kupu, Ngengat)
Anggota dari ordo ini mengalami metamorphosis sempurna. Larva berupa ulat, yang mana memiliki warna yang bervariasi dan juga rakus dalam memakan. Mereka memiliki tipe mulut menghisap dan pada umumnya memiliki tungkai di abdomen dan thorax. Imago memiliki tubuh yang cukup lembut dengan empat sayap bermembran yang ditutupi dengan sisik kecil. Tipe mulut adalah menusuk dengan bentuk seperti pipa yang dapat menggulung. Imago memakan nectar. Beberapa ngengat dan kupu-kupu adalah mayoritas dari penyerbuk (pollinator). Beberapa ulat (larva) dari serangga dalam ordo ini adalah hama tanaman atau pengundul hutan. Perhatikan gambar 14 sebagai contoh dari ordo ini.Neuroptera (sayap renda, semut singa, lalat ular, mantispids, dobsonlies, dustywings, alderlies)
Metamorfosis terjadi secara sempurna dalam ordo ini. Imago memiliki dua pasang sayap yang mirip dan tipe mulutnya adalah mengunyah. Beberapa diantaranya adalah hewan yang hidup di air. Beberapa juga berperan sebagai predator pada hama kebun dan dapat digunakan sebagai biocontrol pada kebun maupun dalam greenhouse. Alaska adalah populasi asli dari lacewings. Perhatikan gambar 15 sebagai contoh dari ordo ini.Orthoptera (Belalang)
Serangga-serangga ini mengalami metamorphosis sederhana. NImfa menyerupai imago, kecuali untuk yang tidak mempunyai sayap. Imago berukuran cukup besar dan seringkali memiliki tubuh yang keras. Serangga-serangga ini biasanya memiliki dua pasang sayap. Sayap depan panjang, sempit, dan keras. Sayap belakang bermembran dengan lipatan yang luas. Imago memiliki tipe mulut mengunyah. Tungkai belakang dapat mengalami pembesaran, seperti pada kecoak dan walking sticks yang digunakan untuk melompat. Imago dan nimfa dari beberapa spesies bersifat merusak. Meskipun begitu, terdapat yang menguntungkan, seperti belalang sembah. Perhatikan gambar 16 sebagai contoh dari ordo ini.Thysanoptera (Thrips)
Tipe metamorphosis serangga dalam ordo ini adalah perpaduan dari metamorphosis sempurna dan tidak sempurna (sederhana). Imago berukuran kecil, bertubuh lembut dengan tipe mulut menusuk mengisap.Serangg-serangga ini memiliki dua pasang sayap yang ramping dengan bulu-bulu dipinggirnya. Thrips seringkali menjadi vector pathogen. Perhatikan gambar 17 sebagai contoh dari ordo ini.Strategi Pengelolaan Serangga
- Memastikan apakah serangan yang terjadi dikarenakan serangga. Kadang-kadang para pekerja kebun langsung melompat ke kesimpula dan menyalahkan serangga terhadap masalah yang terjadi. Hal ini penting untuk menentukan apakah suatu kerusakan disebabkan oleh factor lainseperti masalah kultut atau penyakit. Masalah kultur adalah masalah yang paling banyak menyebabkan kerusakan. Diikuti penyakit dan kemudian serangga.
- Menentukan dan mengaplikasikan langkah penanggulangan secara tepat menggunakan pendekatan PHT (Pengelolaan Hama Terpadu). Gunakan pengendalian menggunakan non racun atau sedikit racun. Gunakan pengendalian dengan racun hanya jika terpaksa. Beberapa tukang kebun menginginkan hasil yg cepat, jadi mereka menggunakan pestisida yang sangat beracun dikarenakan iklan dan label yang menjanjikan cepat dan efektif. Sayangnya, pendekatan ini memiliki efek samping yang tidak sengaja. Sebegai contoh, serangga yang menguntungkan dan hewan lain dapat dibunuh atau sakit bahkan jika pestisida yang diaplikasikan sudah sesuai instruksi yang ada di label. Sebagai kesimpulan, serangga yang berkumpul dapat menyebabkan hal buruk karena keseimbangan alam telah terganggu.
- Mengamati hasil
- Menentukan apakah perbaikan diperlukan
Sumber :
By Arthur L. Antonelli, Extension Entomologist, Washington State University.
Adapted by Michele Hébert, Extension Faculty, Agriculture and Horticulture, Cooperative Extension Service, University of Alaska Fairbanks.
Posting Komentar untuk "Entomologi Dasar"