Insect Ecology |
Beberapa hal yang membuat serangga unik untuk dipelajari adalah seperti sejarah panjang evolusi serangga, karakteristik desain yang unik seperti pada sayap dan dalam penerbangannya, serta keanekaragaman dan kelimpahan spesies serangga. Ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan mahluk hidup dan lingkungannya. Ekologi serangga akan membahas bukan hanya tentang serangga dan lingkungannya, tapi juga tentang bagaimana perkembangan evolusi serangga sehingga mampu memiliki jumlah spesies yang meimpah. Manusia seringkali berinteraksi dengan serangga, hal ini karena serangga dapat menempati berbagai habitat. Serangga juga merupakan hewan yang unik, hal inilah mengapa perlu untuk mempelajari serangga, agar manusia dapat lebih bijak dalam berinteraksi dengan serangga. Ekologi serangga bukan hanya perlu dipelajari untuk memahami serangga sebagai organisme, namun juga untuk mempelajari bagaimana interaksi mereka dengan manusia, hal ini karena telah banyak dikenal bahwa serangga ada yang menguntungkan bagi manusia, namun ada juga yang merugikan.
1. Daya tarik dengan serangga
Ketertarikan pada serangga karena
beragam karakter menarik yang dimiliki oleh serangga. Serangga dapat menjadi
organisme menguntungkan maupun merugikan bagi manusia. Serangga bukan hanya
berinteraksi dengan manusia, namun juga dengan organisme lain. Sangat sulit
rasanya, dalam sehari manusia tidak berinteraksi dengan serangga. Meskipun
serangga banyak menguntungkan bagi manusia, namun banyak orang salah paham pada
serangga, sehingga menilai serangga semata-mata sebagai hama, beberapa
diantaranya justru menjauhi serangga karena takut. Namun bagi yang mempelajari
ekologi serangga, maka akan lebih bijak dalam berinteraksi dengan serangga.
2. Serangga pada jaman dahulu
Fosil serangga paling awal
berasal dari sekitar 400 juta tahun yang lalu. Perkembangan evolusi dari
serangga beriringan dengan perkembangan evolusi dari tumbuhan, hal inilah yang
menajdi unik dalam mempelajari interaksi antara tumbuhan dan serangga. Evolusi
dari sistem penerbangan dari serangga merupakan hal yang paling mengagumkan,
hal ini juga yang menjadi faktor utama serangga mampu berada pada berbagai
belahan dunia, bahkan pada beberapa tempat serangga dapat menjadi dominan.
3. Kerangka tubuh serangga
Kerangka tubuh serangga adalah
hal yang sangat berperan dalam perkembangan kelompok serangga. Dua karakter
utama yang menjadikan serangga mampu mendominasi di dunia adalah karena
serangga hidup di darat, dan memiliki sistem eksoskeleton. Eksoskeleton ini
menjadi penyokong sistem trakea pada serangga, yang mana diketahui bahwa sistem
trakea adalah sangat yang efisien dalam pengelolaan oksigen, hal ini yang
membuat serangga dapat sangat aktif. Eksoskeleton pada serangga sangat
bermanfaat, namun disatu sisi juga menjadi kekurangan. Hal ini karena dengan
adanya eksoskeleton maka tubuh serangga dibatasi dengan kerangkanya. Jika
serangga ingin bertumbuh lebih jauh, serangga harus melepas eksoskeleton lama
dan menggantinya dengan yang baru. Pada fase ini serangga sangat rentan,
meskipun ketika eksoskeleton baru terbentuk serangga akan menjadi lebih baik
lagi.
3.1 Metamorfosis
Seperti diketahui bahwa
eksoskeleton membatasi serangga dalam pertumbuhan, namun serangga dapat
melakukan metamorfosis yang merupakan perubahan yang mengagumkan. Serangga
dapat sangat berbeda antara fase pra dewasa dan dewasa nya. Meskipun beberapa
jenis serangga mengalami metamorfosis yang tidak sempurna, yaitu serangga pra
dewasa dan dewasa nya tidak terlalu banyak perbedaan. Namun sekitar 90%
serangga mengalami metamorfosis sempurna. Tidak dapat diragukan lagi, bahwa
metamorfosis sangat berperan dalam keberhasilan serangga hidup di dunia ini.
3.2 Eksoskeleton dan Penerbangan
Eksoskeleton seperti dikatakan
sebelumnya adalah sangat penting bagi serangga. Eksoskeleton selain menjadi
pelindung sistem trakea, organ-organ dalam, dari serangga musuh, juga menjadi
desain yang menyebabkan penerbangan serangga dapat lebih mudah. Gravitasi pada
serangga tidak begitu berpengaruh, hal ini karena ukurannya yang kecil. Namun,
adesi dan kohesi sangat mempengaruhi serangga, serangga dapat memanjat dinding
dengan mudah, namun akan kesulitan jika berada di atas air juga karena adanya
mekanisme adesi kohesi ini.
3.3 Ukuran yang kecil
Ukuran yang kecil dipadukan
dengan kemampuan penerbangan adalah hal yang membuat serangga mampu menjangkau
berbagai tempat, bahkan tempat-tempat yang kecil dan sempit. Kemampuan adaptasi
dari serangga juga menjadikan serangga menjadi organisme yang dapat hidup
diberbagai tempat yang bahkan organisme lain tidak dapat bertahan dilingkungan
tersebut, seperti di daerah kutub, lingkungan dengan temperatur tinggi, ataupun
dilingkungan yang sangat asam.
4. Kekayaan dari fauna serangga
Jumlah spesies dari serangga yang
sudah teridentifikasi hampir mencapai 1 juta spesies. Hal ini berarti hampir
90% dari seluruh organisme adalah serangga. Bahkan jika beberapa kelompok hewan
digabungkan juga tidak dapat mengimbangi kelimpahan spesies serangga.
Diperkirakan terdapat 5-10 juta spesies serangga di Dunia. Kelompok serangga terbesar
adalah coleoptera, disusul hymenoptera dan kelompok lain. Buakn hanya jumlah
spesies yang berlimpah, namun jumlah dalam satu spesies juga bisa sangat besar,
seperti pada semut yang mampu mencapai 20 juta individu dalam satu hektar.
Meskipun keanekaragam dan jumlah individu yang tinggi, serangga juga tetap
mudah mengalami kematian karena kerusakan habitatnya, seperti hutan. Oleh sebab
itu, manusia perlu turut serta dalam menjaga habitat mereka.
5. Kekayaan hubungan
Kekayaan jenis dan kelimpahan
jumlah akan berbanding lurus dengan kelimpahan interaksi antara serangga dan
organisme lain, terutama tumbuhan. Pada satu tumbuhan, bisa terdapat ratusan
serangga dengan berbagai jenis. Hal ini karena serangga mampu mengeksploitasi
hampir semua bagian tumbuhan, hal ini menyebabkan dalam tumbuhan yang sama
dapat terdapat beberapa jenis serangga.
5.1 Hubungan makanan dan jenisnya
Serangga memiliki interaksi
dengan musuh alaminya, yang terdiri dari predator, parasitoid, dan parasit.
Predator adalah organisme yang memakan mangsanya, predator dapat memangsa
organisme yang berbeda dari jenisnya. Parasitoid adalah serangga yang memiliki
dua perbedaan cara mencari makanan selama fase hidupnya. Pada fase pra dewasa,
umumnya larva, akan menjadi parasit pada serangga lain, namun ketika dewasa
akan menjadi serangga bebas yang akan mengkonsumsi nektar. Parasit terdiri dari
mikroorganisme seperti bakteri dan cendawan yang dapat memparasit serangga
selama fase hidupnya. Interaksi dengan musuh alami hanyalah sebagian kecil dari
interaksi serangga. Interaksi yang lebih besar terjadi antar serangga dengan
tumbuhan seperti sebagai penyerbuk, serta simbiosis mutualisme antara serangga
dan organisme lain seperti protozoa dan rayap, dll.
5.2 Interaksi komunitas
Interaksi dalam komunitas terjadi
antar individu dalam habitat yang sama, contohnya seperti kawanan ulat maupun
semut. Interaksi dalam satu komunitas dapat menyebabkan persaingan antar
individu. Dalam beberapa kasus, perilaku serangga justru dapat mengundang jenis
serangga lain, bahkan dapat mengundang predator maupun parasitoid. Namun, jika
dibandingkan, interaksi secara tidak langsung pada serangga memiliki porsi yang
lebih besar dibanding interaksi langsung.
6. Radiasi adaptif
Telah disebutkan ebberapa hal
yang emmbuat serangga mampu menjadi organisme yang dominan jumlahnya di Dunia.
Selain hal-hal tersebut, radiasi adaptif serangga juga menjadi hal yang menarik
untuk dibahas, dengan kemampuan ini serangga dapat hidup dalam habitat-habitat
khusus.
6.1 Keanekaragaman tumbuhan untuk herbivora
Tumbuhan adalah organisme
produsen yang menjadi sumber utama makanan bagi serangga. Melimpahnya jenis dan
jumlah tumbuhan juga menyebabkan serangga yang mayoritas herbivora sangat
terbantu dalam proses hidupnya. Serangga mampu mengeksploitasi hampir seluruh bagian
tumbuhan.
6.2 Keanekaragaman herbivora untuk karnivora
Keanekaragaman serangga herbivora
juga berpengaruh pada karnivora, dalam hal ini predator maupun parasitoid. Pada
suatu penelitian diketahui bahwa 15 spesies kutu dapat diserang oleh 18 spesies
karnivora primer dan 28 karnivora sekunder. Pada beberapa serangga ada yang
bersifat hiperparasitoid, yaitu memparasit parasitoid primer.
6.3 Formasi spesies
Spesiasi adalah proses munculnya
spesies baru karena evolusi, yang dapat disebabkan isolasi geografi dan faktor
lain. Serangga dapat mengalami spesiasi, seperti dalam peristiwa pergantian
inang. Spesiasi juga menghasilkan serangga yang spesifik inang. Hal ini juga
menjadi pertimbangan dalam menentukan kelas taksonomi serangga.
7. Proses ekosistem
Dalam ekosistem, serangga
terlibat dalam banyak interaksi, seperti sebagai pemakan tumbuhan, sebagai
mangsa dari karnivora, sebagai predator dan parasitoid, dekomposer, penyerbuk,
dll. Banyak peran yang dilakukan serangga dalam ekosistem, bahkan serangga juga
mengatur populasi dari serangga lain seperti dalam kasus predator yang dapat
mengendalikan populasi herbivora. Hal ini yang menjadikan beberapa jenis
serangga dapat dijadikan agen dalam pengendalian hayati. Serangga juga dapat
sebagai sumber nutrisi bagi manusia, maupun sebagai vektor penyakit.
8. Pertanyaan dan jawaban seputar ekologi
Terdapat beberapa pertanyaan
seputar ekologi serangga yang dapat terjawab jika mempelajari ekologi serangga
itu sendiri. Pertanyaan-pertanyaan yang ada mencangkup perilaku serangga, interaksi
antar serangga, interaksi dengan organisme lain, tentang evolusi dsb.
Penelitian lebih lanjut tentang serangga butuh dilakukan terus menerus untuk
lebih memahami perannya dalam ekosistem maupun memanfaatkannya untuk
kepentingan manusia.
Posting Komentar untuk "Ruang Lingkup Ekologi Serangga"