Implementasi Pertanian Cerdas Iklim dalam Menghadapi Variabilitas dan Ketidakpastian Iklim pada Sistem Pertanian Kopi

Pendahuluan

Kopi adalah salah satu komoditas pertanian yang memiliki peran penting dalam perekonomian global. Namun, perubahan iklim yang ditandai dengan kenaikan suhu, perubahan pola curah hujan, dan frekuensi cuaca ekstrem yang semakin tinggi, telah mengancam produksi dan kualitas kopi. Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan pendekatan pertanian yang lebih adaptif dan berkelanjutan, salah satunya melalui Pertanian Cerdas Iklim (Climate-Smart Agriculture/CSA). CSA adalah pendekatan yang bertujuan meningkatkan produktivitas, ketahanan, dan keberlanjutan sistem pertanian dalam menghadapi perubahan iklim.

Salah satu model CSA yang diterapkan dalam budidaya kopi adalah integrasi kopi-ternak. Model ini menawarkan strategi manajemen risiko bagi petani untuk beradaptasi dengan perubahan iklim. Integrasi kopi-ternak memanfaatkan limbah pertanian sebagai pakan ternak dan kotoran ternak sebagai pupuk organik, sehingga menciptakan sistem yang saling menguntungkan. Namun, implementasi model ini masih menghadapi berbagai kendala teknis dan kelembagaan.


Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan di dua kecamatan penghasil kopi di Kabupaten Bandung, yaitu Kertasari (2019) dan Pangalengan (2020). Unit analisis dalam penelitian ini adalah petani kecil kopi. Data dikumpulkan melalui observasi lapangan dan wawancara mendalam dengan 26 responden.

Metode analisis yang digunakan adalah Interpretive Structural Modeling (ISM), sebuah metodologi yang dapat menganalisis hubungan antara berbagai faktor untuk mendapatkan gambaran yang lebih sistematis tentang suatu masalah. Langkah-langkah dalam ISM meliputi:

  1. Identifikasi Elemen: Menentukan faktor-faktor yang memengaruhi implementasi integrasi kopi-ternak.
  2. Pembentukan Hubungan Kontekstual: Menetapkan hubungan antara elemen-elemen tersebut menggunakan metode skoring.
  3. Pembuatan Matriks Interaksi Struktural (SSIM): Menyusun matriks yang menggambarkan hubungan antar elemen.
  4. Pembagian Tingkat Matriks: Membagi matriks menjadi beberapa tingkat berdasarkan kekuatan hubungan antar elemen.
  5. Penggambaran Diagram: Menggambar diagram berdasarkan hubungan dalam matriks dan menghilangkan tautan transitif.
  6. Analisis dan Modifikasi: Menganalisis ketidakkonsistenan konseptual dan melakukan modifikasi yang diperlukan.


Hasil dan Diskusi

Dampak Perubahan Iklim pada Tanaman Kopi

Perubahan iklim telah memengaruhi pertumbuhan dan produktivitas tanaman kopi. Suhu yang meningkat, perubahan pola curah hujan, dan cuaca ekstrem seperti kekeringan dan banjir telah mengganggu fenologi tanaman kopi. Kopi Arabika, yang menyumbang 70% produksi kopi global, sangat sensitif terhadap perubahan suhu. Suhu optimal untuk kopi Arabika adalah 18-21°C, dan suhu di atas 24°C dapat mempercepat pematangan buah, yang berdampak negatif pada kualitas biji kopi.

Selain itu, perubahan iklim juga memengaruhi ketersediaan air tanah, yang sangat penting untuk pertumbuhan kopi. Kekeringan yang berkepanjangan dapat menyebabkan pertumbuhan terhambat, daun menguning, dan bahkan kematian tanaman. Serangan hama dan penyakit juga meningkat akibat perubahan iklim, yang semakin memperparah kondisi produksi kopi.


Model Pertanian Cerdas Iklim pada Agribisnis Kopi

CSA adalah pendekatan yang menggabungkan aspek teknis, kelembagaan, kebijakan, dan investasi untuk menciptakan sistem pertanian yang lebih adaptif terhadap perubahan iklim. Salah satu bentuk CSA yang diterapkan dalam budidaya kopi adalah Integrated Crop Livestock System (ICLS) atau sistem integrasi tanaman-ternak. Dalam sistem ini, limbah pertanian digunakan sebagai pakan ternak, dan kotoran ternak digunakan sebagai pupuk organik untuk meningkatkan kesuburan tanah.

Implementasi ICLS dalam budidaya kopi telah menunjukkan beberapa manfaat, antara lain:

  • Meningkatkan produktivitas tanaman kopi.
  • Meningkatkan berat ternak.
  • Mengurangi biaya pupuk dan manajemen ternak.
  • Meningkatkan kesuburan tanah dan mencegah erosi.


Implementasi CSA pada Perkebunan Kopi di Kabupaten Bandung

Kabupaten Bandung merupakan salah satu daerah penghasil kopi di Indonesia. Namun, daerah ini rentan terhadap fenomena El-NiƱo Southern Oscillation (ENSO), yang dapat menyebabkan kekeringan dan banjir. Analisis persepsi petani terhadap perubahan iklim menunjukkan bahwa 46% responden menyadari kenaikan suhu, 19% menyadari perubahan curah hujan, dan 80% menyadari kekeringan. Separuh responden juga melaporkan adanya cuaca ekstrem.

Implementasi CSA di Kabupaten Bandung masih menghadapi berbagai kendala, terutama dalam hal ketersediaan input, tenaga kerja, pengetahuan, teknologi, modal, dan kelembagaan petani. Sebanyak 55% petani memiliki ternak, namun pemanfaatan limbah pertanian dan kotoran ternak sebagai pupuk organik masih belum optimal. Selain itu, petani juga menghadapi kendala dalam hal akses terhadap kredit pertanian dan teknologi.


Strategi Implementasi CSA untuk Petani Kopi

Berdasarkan analisis ISM, penelitian ini mengusulkan beberapa strategi untuk mengimplementasikan integrasi kopi-ternak sebagai model CSA. Strategi-strategi tersebut meliputi:

1. Pengembangan Sistem Pendukung:

   - Meningkatkan kebijakan pendukung pertanian.

   - Mendorong kemitraan publik-swasta.

   - Membentuk pusat bantuan dan fasilitasi masyarakat.


2. Peningkatan Ketersediaan Modal:

   - Meningkatkan akses petani terhadap kredit pertanian.


3. Peningkatan Ketersediaan Teknologi dan Input:

   - Meningkatkan ketersediaan teknologi pertanian.

   - Meningkatkan kualitas dan ketersediaan bibit kopi dan ternak unggul.


4. Transfer Pengetahuan:

   - Melaksanakan sekolah lapangan untuk petani.

   - Memperluas kegiatan penyuluhan tidak hanya pada aspek produksi, tetapi juga akses pasar.


5. Penguatan Kelembagaan Petani:

   - Memberdayakan kelompok tani.

   - Mendorong petani menjadi wirausaha pedesaan.


Kesimpulan

Perubahan iklim merupakan ancaman serius bagi produksi kopi, namun dengan pendekatan CSA, khususnya melalui integrasi kopi-ternak, petani dapat mengelola risiko dan beradaptasi dengan perubahan iklim. Implementasi CSA memerlukan dukungan kebijakan, teknologi, modal, dan kelembagaan yang kuat. Dengan strategi yang tepat, integrasi kopi-ternak dapat menjadi solusi berkelanjutan untuk meningkatkan produktivitas dan ketahanan sistem pertanian kopi di masa depan.


Sumber: disini



Posting Komentar untuk " Implementasi Pertanian Cerdas Iklim dalam Menghadapi Variabilitas dan Ketidakpastian Iklim pada Sistem Pertanian Kopi"