Pengendalian Penyakit Busuk Akar Coklat dengan Jamur Trichoderma

Pendahuluan

Penyakit busuk akar coklat (Brown Root Rot/BRR) yang disebabkan oleh jamur Phellinus noxius merupakan ancaman serius bagi berbagai jenis pohon, terutama di daerah tropis dan subtropis. Penyakit ini dapat menyebabkan pohon layu, membusuk, dan akhirnya mati, sehingga menimbulkan kerugian ekonomi yang besar bagi petani dan pengelola hutan. Pengendalian penyakit ini seringkali sulit karena metode fisik seperti penggenangan dan pembuatan parit tidak selalu praktis, sementara penggunaan bahan kimia dapat merusak lingkungan. Oleh karena itu, solusi ramah lingkungan seperti penggunaan agen hayati Trichoderma menjadi pilihan yang menarik.



Apa Itu Penyakit Busuk Akar Coklat ?

Penyakit busuk akar coklat disebabkan oleh jamur Phellinus noxius, yang menyerang akar dan batang pohon. Gejala yang terlihat meliputi daun menguning, layu, dan akhirnya pohon mati. Jamur ini dapat bertahan di dalam tanah dan sisa-sisa pohon yang terinfeksi selama bertahun-tahun, sehingga sulit dikendalikan.


Mengapa Trichoderma ?

Trichoderma adalah jamur yang dikenal sebagai agen pengendali hayati yang efektif melawan berbagai patogen tanaman. Jamur ini dapat menghambat pertumbuhan patogen, merangsang pertumbuhan tanaman, dan meningkatkan ketahanan tanaman terhadap stres lingkungan. Dalam penelitian ini, Trichoderma asperellum terbukti efektif dalam menghambat pertumbuhan Phellinus noxius.


Metode Pengendalian dengan Trichoderma 

1. Aplikasi Preventif:  

  • Trichoderma sebaiknya diaplikasikan sebelum pohon terinfeksi Phellinus noxius. Ini dapat dilakukan dengan menyiramkan suspensi spora Trichoderma ke tanah di sekitar akar pohon.  
  • Untuk pohon yang berisiko tinggi (misalnya, pohon yang berada di dekat pohon yang sudah terinfeksi), aplikasi Trichoderma dapat membantu melindungi akar dari infeksi.

2. Aplikasi pada Tanah Terinfeksi:  

  • Setelah membersihkan sisa-sisa pohon yang terinfeksi, tanah dapat diolah dengan Trichoderma untuk mengurangi populasi Phellinus noxius.  
  • Suspensi spora Trichoderma dapat disiramkan ke tanah dengan dosis 2 liter per meter persegi, dengan konsentrasi 5 x 10^4 hingga 5 x 10^6 spora per mililiter.

3. Perendaman Akar pada Bibit:  

  • Sebelum menanam bibit di area yang terinfeksi, akar bibit dapat direndam dalam suspensi Trichoderma untuk memberikan perlindungan awal.  
  • Setelah penanaman, aplikasi Trichoderma dapat diulang setiap 1-3 bulan untuk memastikan perlindungan yang berkelanjutan.


Hasil Penelitian

  • Uji In Vitro: Trichoderma asperellum TA menunjukkan kemampuan yang kuat dalam menghambat pertumbuhan Phellinus noxius pada media buatan dan blok kayu.  
  • Uji pada Tanaman: Aplikasi Trichoderma sebelum infeksi Phellinus noxius terbukti efektif dalam mencegah layu pada pohon loquat (Eriobotrya japonica). Tanaman yang dirawat dengan Trichoderma sebelum infeksi menunjukkan gejala layu yang lebih sedikit dibandingkan dengan tanaman yang dirawat setelah infeksi.  
  • Kolonisasi Akar: Trichoderma dapat tumbuh dengan baik di sekitar akar (rhizosphere) tetapi tidak menembus jauh ke dalam jaringan akar. Ini menunjukkan bahwa Trichoderma bekerja dengan cara melindungi permukaan akar dari infeksi patogen.


Kesimpulan dan Rekomendasi

Penggunaan Trichoderma sebagai agen pengendali hayati untuk penyakit busuk akar coklat merupakan solusi yang ramah lingkungan dan efektif. Petani disarankan untuk:  

1. Menggunakan Trichoderma secara preventif pada tanaman yang berisiko tinggi.  

2. Membersihkan sisa-sisa pohon yang terinfeksi sebelum aplikasi Trichoderma untuk hasil yang optimal.  

3. Mengulang aplikasi Trichoderma secara berkala untuk memastikan perlindungan yang berkelanjutan. 

Dengan menerapkan metode ini, petani dapat mengurangi dampak penyakit busuk akar coklat dan meningkatkan kesehatan serta produktivitas tanaman.


Sumber : disini



Posting Komentar untuk "Pengendalian Penyakit Busuk Akar Coklat dengan Jamur Trichoderma"