Penelitian ini dilakukan di Negara Kenya. Kopi merupakan komoditas penting bagi Kenya, namun produksinya terus menurun meskipun permintaan global meningkat. Salah satu penyebab utama penurunan ini adalah serangan nematoda parasit tanaman, khususnya Meloidogyne hapla, yang sering diabaikan. Nematoda ini menyebabkan kerusakan signifikan pada akar kopi, mengurangi produktivitas dan umur panjang perkebunan. Studi terbaru mengevaluasi efektivitas dua agens hayati, Trichoderma asperellum dan Purpureocillium lilacinum, dalam mengendalikan nematoda parasit dan meningkatkan kesehatan tanah pada perkebunan kopi Arabika di Kenya.
Latar Belakang
Nematoda parasit, terutama Meloidogyne spp., dianggap sebagai salah satu ancaman terbesar bagi pertanian di Afrika Sub-Sahara. Pada kopi, nematoda ini menyebabkan defisiensi nutrisi, defoliasi, dan penurunan hasil panen. Meskipun demikian, pengetahuan tentang nematoda sebagai hama kopi di Afrika Timur masih sangat terbatas. Di Kenya, di mana kopi merupakan salah satu tanaman ekspor utama, serangan nematoda telah menyebabkan penurunan hasil yang signifikan, terutama pada perkebunan yang sudah tua.
Metode Penelitian
Studi ini dilakukan di tujuh perkebunan kopi Arabika di Kenya, dengan rentang usia tanaman dari 10 hingga 96 tahun. Dua agens hayati, T. asperellum dan P. lilacinum, diaplikasikan dengan cara disiramkan ke sekitar pangkal pohon kopi. Aplikasi dilakukan secara berkala selama 25 bulan, dengan frekuensi yang menurun seiring waktu. Awalnya, aplikasi dilakukan setiap minggu, kemudian dua minggu sekali, dan akhirnya setiap bulan setelah 12 bulan.
Data dikumpulkan melalui pengambilan sampel tanah dan akar secara berkala. Nematoda diekstraksi menggunakan metode Baermann, dan identifikasi dilakukan hingga tingkat genus. Selain itu, kolonisasi fungi dalam tanah dan akar juga dipantau menggunakan teknik kultur pada media Potato Dextrose Agar.
Hasil Penelitian
1. Efektivitas Agens Hayati terhadap Nematoda:
Kedua agen hayati, T. asperellum dan P. lilacinum, berhasil mengurangi populasi Nematoda M. hapla dalam akar kopi setelah 12 bulan aplikasi. Namun, P. lilacinum menunjukkan penurunan populasi nematoda yang lebih cepat dibandingkan T. asperellum. Meskipun demikian, P. lilacinum tidak bertahan lama di dalam tanah dan akar setelah aplikasi dihentikan, sedangkan T. asperellum menunjukkan persistensi yang lebih baik.
2. Kolonisasi Fungi:
Kolonisasi fungi dalam akar terdeteksi setelah enam bulan aplikasi, dan populasi fungi dalam tanah berfluktuasi tergantung musim. T. asperellum menunjukkan kolonisasi yang lebih stabil dibandingkan P. lilacinum, yang cenderung menghilang dari tanah setelah aplikasi dihentikan.
3. Dampak pada Komunitas Nematoda Tanah:
Aplikasi T. asperellum meningkatkan indeks kematangan (Maturity Index) dan keanekaragaman nematoda tanah, menunjukkan perbaikan kondisi kesehatan tanah. Sementara itu, P. lilacinum meningkatkan kelimpahan nematoda fungivora, terutama Aphelenchus spp., yang mungkin mengindikasikan pergeseran saluran dekomposisi dari bakteri ke fungi.
4. Analisis Komunitas Nematoda:
Analisis PCA menunjukkan perbedaan signifikan dalam komunitas nematoda antara perlakuan agens hayati dan kontrol. T. asperellum dikaitkan dengan peningkatan keanekaragaman nematoda, sementara P. lilacinum lebih terkait dengan peningkatan nematoda fungivora.
Diskusi
Studi ini menunjukkan bahwa aplikasi agen hayati dapat menjadi alternatif yang berkelanjutan untuk mengelola nematoda parasit pada perkebunan kopi yang sudah tua. Meskipun P. lilacinum lebih efektif dalam menekan populasi nematoda dalam waktu singkat, T. asperellum memberikan dampak yang lebih positif terhadap kesehatan tanah dalam jangka panjang. Namun, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengoptimalkan frekuensi aplikasi dan mengevaluasi kelayakan ekonomi penggunaan agen hayati ini.
Kesimpulan
Penggunaan T. asperellum dan P. lilacinum sebagai agen hayati menunjukkan potensi besar dalam mengendalikan nematoda parasit dan meningkatkan kesehatan tanah pada perkebunan kopi di Kenya. Meskipun tantangan seperti persistensi fungi dalam tanah dan biaya aplikasi masih perlu diatasi, pendekatan ini menawarkan solusi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan untuk mengatasi ancaman nematoda pada kopi.
Sumber: disini
Posting Komentar untuk "Mengelola Nematoda Parasit pada Kopi dengan Agens Hayati"